Jenis-jenis Cybercrime yang Sering Ditemukan dan Cara Menghindarinya

 

Baru-baru ini banget, Indonesia lagi dihebohkan dengan serangan Hacker pada Pusat Data Negara (PDN), gak tanggung-tanggung, ada sekitar lebih dari 30 akses data kementerian negara yang terdampak. Kehadiran teknologi berupa internet memang memberikan banyak kemudahan dalam berbagai aktivitas sehari-hari. Bagi kita yang menjalankan usaha, memanfaatkan internet untuk membeli hosting dan transfer domain untuk kebutuhan pembuatan website toko online mungkin bukan hal yang baru lagi.


Walau begitu, kita harus tetap waspada saat menggunakannya karena ancaman cybercrime dapat menyerang siapa saja, termasuk perusahaan besar. Target utama pelaku cybercrime biasanya adalah data pribadi individu atau perusahaan untuk dicuri dan dijual kembali. Maka dari itu, penting untuk memahami jenis-jenis cybercrime yang sering ditemukan saat ini untuk menghindarinya,


Lalu, seperti apa jenis-jenis cybercrime yang sering ditemukan dan bagaimana cara menghindarinya? Sebelum masuk ke pembahasan tersebut, mari kenali terlebih dulu apa itu cybercrime.


Mengenal Apa Itu Cybercrime


Cybercrime adalah segala bentuk akses ilegal terhadap data. Artinya setiap tindakan yang dilakukan secara tidak sah menggunakan komputer untuk mengakses, mengirim, atau memanipulasi data merupakan cybercrime. Salah satu contoh kasus cybercrime di Indonesia adalah bocornya data konsumen e-commerce yang menyebabkan kerugian karena data pribadi mereka dapat disalahgunakan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab untuk tujuan tertentu.


Jenis-jenis Cybercrime


Untuk melindungi diri dari berbagai serangan cyber, penting bagi kita untuk mengetahui jenis-jenis cybercrime yang ada saat ini. Berikut beberapa jenis cybercrime yang sering ditemukan:


  1. Ransomware


Ransomware adalah jenis malware yang menargetkan perangkat keras untuk mendapatkan informasi berharga dan kemudian mengenkripsi serta mengunci file tersebut. Pelaku kejahatan akan menuntut uang tebusan dari korban agar data bisa dibuka kembali. Jenis kejahatan ini sering tertuju pada pengguna teknologi dengan pemahaman rendah, bertujuan untuk memeras korban agar membayar untuk mendapatkan akses kembali ke file terenkripsi.


  1. Phishing


Phishing merupakan jenis cybercrime yang bertujuan untuk mencuri informasi dan data pribadi melalui telepon, pesan teks, email, atau tautan yang menyamar sebagai entitas resmi. Teknik phishing melibatkan penipuan korban agar tanpa sadar memberikan data sensitif seperti kata sandi, informasi kartu kredit, alamat email, dan kode OTP. Data yang dicuri kemudian digunakan untuk berbagai kejahatan seperti pencurian identitas dan pemerasan.


  1. Serangan DDoS


Serangan DDoS (Distributed Denial of Service) bertujuan membanjiri lalu lintas server sehingga tidak dapat menerima koneksi dari pengguna lain. Serangan ini dilakukan dengan mengirimkan permintaan terus menerus ke server menggunakan teknik seperti botnet. Serangan DDoS menyebabkan server kelebihan beban dan tidak bisa diakses.



  1. Peretasan Website dan Email


Peretasan ini melibatkan pengubahan tampilan website atau email korban. Tanda peretasan adalah perubahan mendadak pada tampilan website, iklan tidak jelas, atau pencurian data website tanpa disadari. Mencegahnya dapat dilakukan dengan pencadangan rutin, menggunakan SSL, dan memilih layanan cloud hosting yang andal.


  1. Penipuan Berkedok OTP


Penipuan OTP melibatkan pencurian kode sementara untuk verifikasi aplikasi. Pelaku memanfaatkan OTP untuk berbagai kejahatan seperti meretas akun atau melakukan transaksi ilegal. Mencegahnya bisa dilakukan dengan tidak membagikan OTP kepada siapapun dan mengaktifkan 2fa.


Cara Menghindari Cybercrime pada Website


Selain memahami jenis-jenis cybercrime, pahami juga cara menghindarinya, terutama jika kita mengelola website untuk usaha online. Berikut beberapa cara menghindari cybercrime pada website:


  1. Rutin Melakukan Update


Jika kita menggunakan Windows, macOS, atau Linux, pastikan untuk segera melakukan pembaruan yang disarankan. Begitu juga dengan WordPress; perbarui setiap kali ada versi baru tersedia melalui dashboard atau langkah-langkah manual. 


  1. Instalasi SSL pada Website


SSL membuat pengunjung lebih percaya bahwa website kita aman untuk dikunjungi. Selain itu, SSL menyediakan banyak lapisan keamanan dengan teknik enkripsi terbaru, sehingga data yang dipertukarkan antara website kita dan pengunjung akan terlindungi.


  1. Menerapkan 2-Factor Authentication


2-Factor Authentication (2FA) adalah metode keamanan yang memverifikasi pengguna dengan kode unik yang dibuat di tempat. 2FA mengharuskan pengguna untuk memasukkan nama pengguna dan kata sandi, serta OTP (one-time password) yang dikirimkan melalui SMS atau email. Metode ini sudah diterapkan oleh perusahaan besar seperti Google dan Facebook.



Nah, sebenarnya Teknologi internet memudahkan berbagai aktivitas kita, namun juga berpotensi membawa ancaman cybercrime. hal ini mencakup akses ilegal data untuk pencurian dan penjualan. Jenis-jenis yang sering ditemukan meliputi ransomware, phishing, serangan DDoS, peretasan situs web dan email, serta penipuan OTP. So, Untuk menghindari cybercrime, rutin melakukan update, memasang SSL, dan menerapkan 2-Factor Authentication sangatlah penting, terutama bagi pengelola website bisnis.


Well, Semoga informasi ini bermanfaat untuk kita semua, jangan ragu untuk menyebarkan informasi-informasi bermanfaat dari saya agar tidak hanya kita tapi orang lain juga bisa sadar akan pentingnya menjaga data pribadi ataupun perusahaan dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Post a Comment

0 Comments