Tidak banyak orang yang mau bersusah payah menjadi pegiat literasi di daerahnya karena memang sesulit itu dan gak ada 'uangnya' justru malah mengeluarkan uang. Begitu pula yang dilakukan almarhum Saufi Ginting.
Sebelum tulisan ini ada saya berniat menuliskan profilnya dan mewawancarai via whatsapp namun takdir berkata lain pada 2 September 2023, Bang Saufi Ginting tutup usia secara mendadak. Informasi ini saya peroleh dari rekan-rekan pegiat literasi di Asahan lewat media sosial Facebook. Bahkan saya juga melihat kebenaran berita di laman Facebook Azka Gemilang yang kini dipegang oleh Halimah, istri Saufi. Al Fatihah Bang.
Bang Saufi sudah menyelesaikan tugasnya di dunia, tinggal kita yang mesti meneruskan semangat juang agar kemampuan literasi anak-anak daerah bisa meningkat dan lebih baik lagi, khususnya di Asahan.
Seperti apa sepak terjang Bang Saufi atau lebih akrab disapa Bang Azka dalam memelihara semangatnya menjadi pegiat literasi di Asahan? Saya akan merangkumnya dalam tulisan ini. Jika sewaktu-waktu rasa penat menjadi pegiat literasi melanda atau sedang tidak bersemangat, semoga apa yang dilakukan Bang Saufi dapat menjadi pemantik api semangat ya!
Berangkat Dari Keadaan Sulit Mendapatkan Bahan Bacaan Sewaktu Kecil
Ada banyak hal yang melatarbelakangi Saufi untuk memutuskan menjadi pegiat literasi, salah satunya keadaan masa kecil Saufi yang sangat sulit mendapatkan bahan bacaan karena orangtua tidak mampu secara ekonomi.
Tak hanya itu saja Saufi memiliki impian mencerahkan dan meningkatkan masyarakat Asahan dengan kemampuan literasi yang baik.
Pembahasan literasi memang digalakkan pemerintah beberapa tahun terakhir karena memang darurat sehingga ada program prioritas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu GLN atau Gerakan Literasi Nasional.
Pengertian literasi sendiri menurut Lestari, dkk ( 2021) adalah proses pembelajaran secara komprehensif untuk mengidentifikasi, memahami informasi, berkomunikasi dan menghitung memakai bahan cetak dan tertulis dengan berbagai konteks. Jadi memang untuk menjadi literat melalui proses yang panjang sehingga akhirnya menjadi kemampuan dan jika terus dilatih pastinya akan menjadi piawai.
Kemampuan literasi yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari tersebut tentu akan banyak rugi jika diabaikan. Manfaat adanya kemampuan literasi yang mumpuni pada seseorang diantaranya dapat mengoptimalkan kinerja otak karena sering dipakai berpikir saat menulis dan membaca, memperluas wawasan, meningkatkan kemampuan interpersonal seseorang, meningkatkan kemampuan mengolah informasi dari bahan bacaan, dan melatih diri untuk bisa merangkai kata dan memudahkan saat berkomunikasi.
Lalu mengapa Indonesia perlu pegiat literasi militan seperti Saufi? Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk Indonesia tahun 2023 sudah 278,69 juta jiwa. Penduduk sebanyak ini menurut UNESCO, hanya 0,001 % masyarakat Indonesia yang punya minat baca, ini berarti dari 1000 orang Indonesia cuma 1 orang yang suka dan aktif membaca.
Mengutip data lain yaitu survei yang dilakukan tahun 2019 oleh Program of International Student Assessment (PISA), minat baca Indonesia berada pada peringkat ke-62 dari 70 negara. Hal ini berarti Indonesia masuk dalam bagian 10 negara dengan tingkat literasi paling rendah di antara negara-negara yang disurvei.
Sementara itu hasil Asesmen Nasional 2021 yakni satu dari dua peserta didik di Indonesia belum mencapai standar kompetensi minimum literasi. Dari keseluruhan data yang ada sudah pasti menjadi alarm bahwa rendahnya literasi penduduk menjadi ancaman pembangunan sumber daya manusia yang kelak akan menentukan arah masa depan bangsa, apalagi jelang Indonesia emas tahun 2045.
Jika sudah begini, Indonesia perlu darimana membenahi persoalan literasi? Tentu masalah ini tidak semata-mata menjadi beban pemerintah tapi semua elemen mesti bergerak. Solusi dapat dimulai dengan membiasakan kegiatan membaca. Jika minat membaca seseorang sangat tinggi menjadikan minat belajar dan ingin tahunya juga tinggi.
Kegiatan menumbuhkan minat baca inilah yang diperjuangkan pegiat literasi Asahan yang bernama lengkap Muhammad Saufi Ginting.
Saufi dan Istri Mulai Mendirikan Taman Baca Masyarakat Azka Pada Tahun 2012
Pada 18 Agustus 2012, Saufi mendirikan TBM Azka yang merupakan lembaga nonprofit dan menyediakan bahan bacaan secara gratis bagi anak tingkat SD hingga mahasiswa. Buku-buku yang tersedia adalah buku milik Saufi dan Istri. Lokasi TBM Azka yang masih menyewa saat itu berada di Jalan Willem Iskandar, Gang Abadi Kelurahan Mutiara, Kota Kisaran, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara. Saat itu belum banyak pihak yang mendukung, hanya istri tercintah, anak-anak dan isi dari dompet pribadi.
Lalu karena masa kontrak habis, TBM Azka pun pindah lagi ke Jalan Dasawisma, Gang Rasmi, Kelurahan Selawan. Nah disini terbentuk Kompimas atau Komunitas Penulis Mudah Asahan.
Dengan adanya Kompimas menjadi wadah pemuda untuk membahas literasi sehingga salahsatu kegiatan komunitas ini membedah buku-buku yang ada di TBM Azka untuk jadi bahan resensi. Tak hanya itu Kompimas berhasil menerbitkan buku antologi puisi pertama berjudul ‘Bernapas dalam Kata’ pada tahun 2013.
Jadi sebenarnya bentuk kegiatan TBM Azka sebenarnya melatih keterampilan pengunjungnya untuk menulis sebab Saufi memiliki pengalaman dan kemampuan dalam hal menulis. Kecintaan Saufi dengan dunia kepenulisan pernah terwujud dengan mendirikan majalah Mawaddah yang jadi program utama TBM Azka dan pastinya Saufi adalah pimpinan redaksi majalah. Tak hanya itu Saufi juga mengundang adik-adik Ikatan Pelajar Muhammadiyah Asahan ke TBM Azka untuk berlatih menulis.
Sebagai pegiat literasi yang serba bisa, selain jago menulis, Saufi juga bisa mendongeng. Kegiatan mendongeng merupakan kegiatan yang sangat disenangi anak-anak. Kemampuan mendongeng Saufi membuatnya sering diundang ke sekolah-sekolah di Kisaran.
Membangun TBM sungguh tidak mudah apalagi bisa sampai berkembang seperti yang dilakukan Saufi. Ternyata yang membuat TBM Azka menjadi manfaat buat sekitar adalah proses yang dijalani Saufi dan Istri yang didasari keikhlasan dan dari hati. Tak perlu menunggu sumbangan buku dari pemerintah, kadang Saufi mesti membeli buku bekas dengan dana pribadi demi menambah bahan bacaan di TBM.
Dan TBM Azka semakin menebar manfaat usai dihubungi panitia dari Tempo untuk ikut momen seleksi apresiasi SATU Indonesia Award. Apresiasi di ajang Semangat Astra Terpadu (SATU) Indonesia Award adalah bentuk penghargaan Astra kepada generasi muda baik individu maupun kelompok yang memiliki jiwa pelopor dan bersedia melakukan perubahan untuk masyarakat sekitar di banyak bidang seperti bidang lingkungan, kesehatan, kewirausahaan, teknologi dan pendidikan serta satu kategori kelompok yang mewakili lima bidang tersebut.
Saufi telah mengikuti ajang bergengsi ini sejak tahun 2019, dan berhasil terpilih mendapatkan penghargaan Penerima Apresiasi SIA Provinsi tahun 2021 di kategori individu, bidang pendidikan, dengan judul kegiatan Pegiat Literasi Baca Tulis.
Hal yang membuat Saufi berhasil memenangkan penghargaan tersebut adalah komitmennya bergelut di bidang pendidikan non formal lewat taman baca, kelas menulis, pelatihan kewirausahaan, dan pendampingan penulisan buku. Seluruh kegiatan tersebut bernaung dalam satu wadah bernama Azka Gemilang.
Kini Saufi meninggalkan jejak abadi yang semoga menjadi penghalang siksa kubur yakni menginisiasi berdirinya beberapa TBM di Kabupaten Asahan Sumut seperti di Siumbut-Umbut, Air Batu, Kisaran, Silau Laut, Meranti, Sijabut, TBM di Medan, TBM di Belitung Barat.
Mimpi dan Harapan yang Belum Sempat Terwujud oleh Saufi
Umur hanyalah angka, namun jika kata Allah tugas di dunia sudah selesai, apalah mau dikata, perjuangan cukup sampai disini. Bagi yang masih diberi kesempatan meneruskan semangat juang ini, mari kita bantu wujudkan agar kegiatan literasi di Asahan semakin cerah dan jadi primadona.
Awal mulanya sebuah taman baca, Saufi tak ingin sekadar, ia pun bercita-cita mendirikan sekolah tanpa biaya bagi anak SD, kemudian memberikan beasiswa pada 20 anak dalam waktu 6 bulan.
Saufi juga berencana memantapkan TBM Azka dengan program homeschooling dan membuka kelas bagi kelompok usia putus sekolah agar bisa mendapatkan ijazah paket. Rencana lain dari proyek besar Lembaga Azka Gemilang adalah membuka percetakan dan toko buku sendiri yang nantinya akan menghasilkan dan mempublikasikan buku berkualitas.
MasyaAllah, semoga kelak ada yang meneruskan impian ini ya Bang Saufi, lapanglah kuburmu dan jauh dari siksa kubur dengan amalan-amalan yang selama hidup telah berlelah-lelah engkau lakukan. Aamiin ya Rabb!
Semoga menginspirasi!#SemangatUntukHariIniDanMasaDepanIndonesia #KitaSATUIndonesia
Sumber Tulisan:
Bambang, Udoyono ( Juli 2023), Kegiatan Literasi Muhammad Saufi Ginting Memenangi Satu Indonesia Awards. Diakses pada 21 September 2023 dari https://www.indonesiana.id/read/166079/kegiatan-literasi-muhammad-saufi-ginting-memenangi-satu-indonesia-awards
Ariyo Rizki, Valentino ( Agustus 2023), Taman Baca Masyarakat Azka Ikhtiar Mencerahkan dan Mengembangkan Literasi di Asahan. Diakses pada 21 September 2023
https://www.indonesiana.id/read/166554/taman-baca-masyarakat-azka-ikhtiar-mencerahkan-dan-mengembangkan-literasi-di-asahan
Damiri Mahmud dan Muhammad Saufi Ginting Meraih Anugerah Pegiat Sastra dan Literasi Sumatera Utara (2018). Diakses pada 21 September 2023 dari
https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/berita-detail/2471/damiri-mahmud-dan-muhammad-saufi-ginting-meraih-anugerah-pegiat-sastra-dan-literasi-sumatra-utara
Saufi, Ginting (2022), Saufi Ginting Pegiat Literasi Asahan Menerima Penghargaan dari Rektor UNA. Diakses pada 21 September 2023 dari
https://www.kompasiana.com/azkasaufginting3450/6235f1a680a65a098b1c1532/saufi-ginting-pegiat-literasi-asahan-menerima-penghargaan-dari-rektor-una
Diakses pada 21 September 2023 dari, https://web.facebook.com/saufiginting
0 Comments
Jangan Lupa Tinggalkan Komentar, Mohon berkomentar yang positif.