Dalam sebuah ceramah pada peringatan Maulid Nabi Muhammad saw,
Sang Kyai bertutur banyak hal hingga saat menutup ceramah itu dia
berkata, "Barangsiapa bermimpi Rasulullah, maka sesungguhnya itulah Rasulullah. Karena Jin, Syetan, Iblis, Dajjal bahkan Malaikat sekalipun, tak bisa menyerupai Rasulullah. Gampanglah, nanti kalau mau bermimpi Rasulullah datang saja ke rumah, saya punya rahasia dan doanya".
Rupanya Gondes, salah seorang audiens tertarik dengan bahasan Sang Kyai, sehingga keesokan harinya dia datang ke rumah Sang Kyai untuk mendapat rahasia dan doanya. Sang Kyai lantas memberinya catatan doa dan wirid yang harus di-amal-kan oleh Gondes.
Keesokan harinya Gondes kembali datang ke rumah Sang Kyai dan menceritakan bahwa setelah dia lakukan semuanya, ternyata malam harinya dia belum bermimpi Rasulullah. Kemudian Sang Kyai kembali memberikan catatan doa dan wirid tambahan untuk Gondes. Kembali Gondes dengan penuh semangat meng-amal-kannya dan lagi lagi Gondes kembali keesokan harinya karena tak juga dia bermimpi Rasulullah. Dan itu terjadi lagi setelah ketiga kalinya Gondes amal-kan doa dan wirid dari Sang Kyai.
Pada kedatangan keempat kalinya, Sang Kyai menyuruh Gondes untuk bermalam di rumahnya. Gondespun dengan senang hati mengiyakan. Pada saat santap malam, Sang Kyai menyuguhkan nasi berlauk ikan asin, tempe goreng dan garam pada Gondes. "Tak apalah", kata Gondes dalam hati. Tapi celakanya Sang Kyai tak memberinya minum, malah menyuruhnya istirahat di kamar yang telah disiapkan untuknya dan Gondes dengan rasa sungkan-nya hanya bisa manut.
Menjelang tidurnya Gondes tersiksa, rasa kering di kerongkongan membuatnya dongkol, namun rasa kantuk yang ada tetap saja membuatnya terlelap. Dalam tidurnya, dia bermimpi berjalan di padang tandus yang seakan tak bertepi. Namun di tengah perjalanan itu dia menemukan Oase, sumber air yang bening dan dengan rakusnya Gondes meminum airnya yang menyegakan.
Pagi harinya, Sang Kyai menanyakan perihal tidur Gondes. "Wah Pak Kyai saya malu mau bilang, sebenarnya semalam saya haus banget", kata Gondes. "Oh, maaf", kata Pak Kyai, " Bu, tolong ambilkan minum buat Gondes!". "Ga usah repot-repot Pak Kyai, saya sudah minum kok", kata Gondes mencegah. "Lho, kapan?" Tanya Pak Kyai. Lalu Gondespun menuturkan perihal mimpinya.
Rupanya Gondes, salah seorang audiens tertarik dengan bahasan Sang Kyai, sehingga keesokan harinya dia datang ke rumah Sang Kyai untuk mendapat rahasia dan doanya. Sang Kyai lantas memberinya catatan doa dan wirid yang harus di-amal-kan oleh Gondes.
Keesokan harinya Gondes kembali datang ke rumah Sang Kyai dan menceritakan bahwa setelah dia lakukan semuanya, ternyata malam harinya dia belum bermimpi Rasulullah. Kemudian Sang Kyai kembali memberikan catatan doa dan wirid tambahan untuk Gondes. Kembali Gondes dengan penuh semangat meng-amal-kannya dan lagi lagi Gondes kembali keesokan harinya karena tak juga dia bermimpi Rasulullah. Dan itu terjadi lagi setelah ketiga kalinya Gondes amal-kan doa dan wirid dari Sang Kyai.
Pada kedatangan keempat kalinya, Sang Kyai menyuruh Gondes untuk bermalam di rumahnya. Gondespun dengan senang hati mengiyakan. Pada saat santap malam, Sang Kyai menyuguhkan nasi berlauk ikan asin, tempe goreng dan garam pada Gondes. "Tak apalah", kata Gondes dalam hati. Tapi celakanya Sang Kyai tak memberinya minum, malah menyuruhnya istirahat di kamar yang telah disiapkan untuknya dan Gondes dengan rasa sungkan-nya hanya bisa manut.
Menjelang tidurnya Gondes tersiksa, rasa kering di kerongkongan membuatnya dongkol, namun rasa kantuk yang ada tetap saja membuatnya terlelap. Dalam tidurnya, dia bermimpi berjalan di padang tandus yang seakan tak bertepi. Namun di tengah perjalanan itu dia menemukan Oase, sumber air yang bening dan dengan rakusnya Gondes meminum airnya yang menyegakan.
Pagi harinya, Sang Kyai menanyakan perihal tidur Gondes. "Wah Pak Kyai saya malu mau bilang, sebenarnya semalam saya haus banget", kata Gondes. "Oh, maaf", kata Pak Kyai, " Bu, tolong ambilkan minum buat Gondes!". "Ga usah repot-repot Pak Kyai, saya sudah minum kok", kata Gondes mencegah. "Lho, kapan?" Tanya Pak Kyai. Lalu Gondespun menuturkan perihal mimpinya.
Gondes, itulah rindu. Semalam kamu bermimpi air, karena kamu begitu merindukannya. Begitu juga Rasulullah, beliau akan hadir pada orang-orang yang benar-benar merindukannya.
Maafkan kami ya Rasul, ternyata kami tak benar-benar merindukanmu.
Kami tak serius dalam merindumu Ya Rasul, meski kami selalu mengatakan itu.
0 Comments
Jangan Lupa Tinggalkan Komentar, Mohon berkomentar yang positif.